[ 3 ] : Ullen Sentalu

Pagi masih terasa segarnya waktu kami bertiga melaju menuju Kaliurang. Kali ini kami akan main ke sebuah museum bernama Ullen Sentalu. Ullen Sentalu adalah sebuah museum yang ternyata dikelola oleh pihak swasta. Makanya bagus. Lho? Hahahaha. Ya. Berbeda dengan museum lain yang biasanya saya kunjungi dan kebanyakan dikelola oleh pihak pemerintah daerah tempat museum itu berdiri, museum Ullen Sentalu lebih terurus dengan apik. Peraturan di sini juga cukup ketat. Sejak membeli tiket di loket yang seperti penjara, kami sudah harus mengikuti peraturan. Setelah beli tiket, kami harus booking ke meja registrasi di depan pintu masuk. Dan tidak boleh terlambat booking. Barangsiapa yang terlambat, maka harus ikut rombongan selanjutnya. Hal ini dikarenakan setiap rombongan yang masuk jumlahnya dibatasi. Kalau tidak salah maksimal hanya sampai 20 orang.

pintu masuk Ullen Sentalu

pintu masuk

Setelah melewati pintu masuk museum, kami berombongan dipandu oleh seorang guide cantik yang gaya bicara medhok khas Jogja banget. Mbak Guide pertama memberitahukan dos and don’ts yang harus kami patuhi selama berada di area museum. Salah satunya adalah kami tidak diperkenankan memotret objek atau bahkan menyentuhnya. Hal ini tentunya ditujukan agar benda-benda antik dalam museum tidak rusak dan masih dapat dikagumi oleh generasi selanjutnya. Tapi tenang saja, di area taman kami diperbolehkan berpotret.

Museum Ullen Sentalu, memamerkan koleksi-koleksi lukisan, kerajinan tangan berupa batik, serta benda-benda antik dari keraton Surakarta dan Yogyakarta. Salah satu yang paling kami ingat ketika berada di dalam museum adalah saat Mbak Guide menceritakan tentang Gusti Nurul Kamaril, seorang putri keraton yang cantik banget, cerdas dan sangat berpegang teguh terhadap prinsip yang ia yakini. Beliau ini ditaksir oleh banyak sekali orang-orang penting pada masa itu, salah satunya adalah Bung Karno. Iya, Bung Karno yang proklamator itu. Tapi lamaran Bung Karno ditolak oleh sang putri. Hihi, kasihan. Selain itu, Mbak Guide juga sempat bercerita tentang salah seorang putri yang gemar menulis puisi dan puisinya memang cukup bikin nyess. Sayang sekali aku lupa namanya siapa. Maafkan.

Setelah berkeliling di area dalam musem, Mbak Guide memberikan kami minuman jahe yang enak sebelum akhirnya kami keluar ke area taman diperbolehkan berfoto. Taman di sini cukup cantik dan ada sebuah bangunan unik seperti kastil kecil yang ternyata di atasnya adalah restoran. Sayangnya kami tidak sempat ke restoran itu lantaran sibuk berfoto sampai siang di bawah. Berikut beberapa potret yang kami ambil saat berada di taman:

DSC_0361 DSC_0375 DSC_0385

Leave a comment